Sudah 4 bulan dia bekerja di rumahku, namanya Titin dan dia beru berumur 21 tahun dan dari ijazahnya ternyata dia lulusan SMU. Sebenarnya kalau dilihat Titin tidak pantas jadi seorang pembantu. Karena dia memiliki wajah dan tubuh yang begitu cantik dan bersih apalagi penampilannya, yang tidak jauh dengan penampilan gadis yang masih duduk di bangku sekolah.
Namaku Alvin dan saat ini aku baru duduk di kelas 2 SMU. Aku anak tunggal dari papa dan Mama yang sama-sama sibuk kerja di kantor yang sama, dan membuatku jadi sering di tinggal sendirian di rumah. Karena selama ini mama menggunakan jasa pembantu yang pulang tiap malamnya namun kali ini tidak sejak adanya TITin, dan aku sering melihat Titin mencari perhatian padaku.
Tapi aku tidak memperdulikannya karena bagiku dia tidak lebih dari seorang pembantuku. Tapi setiap hari penampilan Titin sungguh benar-benar seksi malah teman-teman sekolahku bilang kalau mereka mau menjadikan Titin pacarnya. Dan aku tertawa mendengar hal itu, saat ini aku menjalin hubungan dengan Vivi pacarku yang satu kelas denganku juga.
Walau hidup di kota tidak sekalipun aku sering melakukan sex seperti cerita dewasa paling tidak aku pernah berciuman dengan beberapa mantanku, begitu juga dengan vivi. Padahal bersama teman-temanku aku sering membaca cerita panas ataupun menonton video panas itu. Kembali pada Titin dia gadis yang sangat periang dan supel pula hingga aku lihat dia banyak teman di komplek kami.
Bukan hanya dari kalangan pembantu tapi tetangga sebelahku dia cukup akrab juga. Tapi aku tidak memerhatikan sikap Titin itu, karena menurutku tidak penting juga mengetahui tentangnya. Hingga pada suatu hari ketika aku hendak keluar dari dalam kamar mandi tiba-tiba Titin masuk dan menabrak tubuhku, akupun merangkul tubuhnya hingga kami lama saling pandang.
Tiba-tiba Titin mencium bibirku untuk sesaat aku hanya diam saja. dan menikmati kuluman bibir Titin yang begitu lihai mengulum dan melumat bibirku, hingga aku mendengar ada suara langkah akhirnya aku dorong tubuh Titin hingga dia hampir terjungkal. Sedangkan aku berlalu dari hadapannya saat itu juga aku lihat Titin pergi dari dalam kamarku.
Sejak saat itu aku melihat perubahan dalam sikap Titin. Dia yang dulunya seorang yang begitu riang dan supel kini lebih murung dan tertutup bahkan Mamaku saja yang jarang ada di rumah, mengetahui perubahan sikap Titin ” Kamu kenapa Tin..akhir-akhir ini kamu kelihatan murung..” Dia menjawab “Oh..nggak Bu..cuma sakit gigi saja..” Katanya tapi aku tahu itu hanya alasan.
Padaku apalagi , Titin tidak lagi menggangguku dengan sebutan ‘Mas Alvin’ dan sikap manjanya. Bahkan ketika teman-temanku datang kerumah dia hanya menghidangkan teh habis itu pergi masuk kedalam, sampai-sampai temanku si Ryan bilang kalau Titin beda yang sepertinya dia tidak lagi ceria. Mendengar setiap penuturan teman-temanku, akhirnya aku sadar mungkin sikapku keterlaluan pada Titin.
Aku hendak meminta maaf padanya. Tapi aku mencari waktu yang tepat untuk mengobrol dengannya hingga pada suatu hari, saat itu jam menunjukkan pkl 7 malam. Vivi pacarku datang ke rumah akupun memepersilahkan dia untuk duduk, akhirnya aku mengobrol dengannya dan ketika kami sempat membaca cerita panas di situs internet dan kamipun terbawa suasana.
Waktu itu juga kamipun berciuman di ruang tamu itu. Cukup lama juga hingga aku mendengar ada barang yang terjatuh tapi ketika kami lihat tidak ada apa-apa. setelah Vivi pergi pulang akupun masuk ke dalam kamar, tapi ketika aku ingat barang yang terjatuh tadi aku jadi ingat sama Titin. Akupun menuju kamarnya untuk melihat dia, ternyata Titin sedang meangis di dalam kamarnya.
Akupun masuk dan menutup pintunya, dengan mendekatinya waktu itu aku bilang ” Titin kamu kenapa..” Lama dia tidak menjawab hanya sesenggukan yang aku dengar, akupun memeganag pundaknya. Saat itu juga dia bilang ” Nggak pa..pa Mas…Titin memang ….” Dia tidak sempat meneruskan kata-katanya . Saat itu juga aku peluk tubuhnya dalam dekapanku, dan Titin semakin menangis.
Begitu hangat tubuh Titin yang aku peluk dan ketika aku memegang dagunya, dan aku angkat lalu aku cium bibir merekah Titin. Dia akhirnya terdiam dan membalas ciuman bibirku dengan lumatan dan permainan lidahnya, lama kami melakukan hal itu hingga akhirnya dia menarik tubuhku dengan tangannya yang melingkar di leherku. Kini tubuhku di atas tubuhnya.
Kami bergumul di tempat tidur itu, seperti dalam cerita panas aku menyosor dan melumat bibirnya, bahkan tanganku meremas kedua teteknya dan membuat Titin menggelinjang, aku jadi ingat pada video porno yang aku tonton. Dengan melumat bibirnya sambil membuka bajunya satu persatu hingga akhirnya dia telanjang bulat di depanku.
saat itu juga aku berdiri dan membuka bajuku sendiri. Kemudian dengan penuh gairah Titin memegang kedua pahaku dan menunduk di depan pahaku saat itu juga dia kulum kontolku, kedalam mulutnya sambil sesekali mengocok kontolku dengan kedua tangannya, ini hal pertama bagiku tapi aku tidak lagi memikirkan dengan siapa aku melakukannya.
Saat Titin menghisap buah zakarku sungguh nikmat rasanya ” Ooouuugghh…oouuuggh…nik…mat…tin…aaagghhh….aaagghhh” Terus aku mendesah karena nikmat yang aku rasa pada pangkal pahaku, bahkan ketika tangan Titin menarik lembut kontolku yang sudah panjang karena aku begitu menikmatinya, aku menengadah sambil memejamkan mata karena begitu nikmat permainan tangan Titin.
Akhirnya aku melihat Titin berdiri dan terlentang di atas kasurnya, dengan melebarkan pahanya dia menarikku. Akupun memandu kontolku untuk segera masuk ke dalam memek Titin yang sudah menunggu, meski awalnya sulit tapi lama kelamaan bles…blep..masuklah kontol itu dengan mulus ke dalam memek Titin yang langsung menggoyang dari bawah tubuhku.
Saat itu juga aku bergerak ke atas dan kebawah. Dengan gerakan itu membuat Titin memejamkan mata menikmati permainan kontolku “Ooouugghh…Titin…ooouugghhh……aaaagghh…aaagghhh..e..nak…tin..” kataku di sela tubuhku bergerak, naik turun bahkan aku berani meremas tetek Titin yang bergoyang juga mengikuti gerakanku.
Mungkin karena ini merupakan cerita panas yang pertama bagiku. Tidak berapa lama kemudian aku merrasa akan mengeluarkan sesuatu yang menjalar pada tubuhku dan semakin lama semakin aku cepatkan gerakanku “Aaaagghh…aaagghh….aaaaagggghhhh….aaaghhh..” Titin meraba-raba seluruh tubuhku hingga akhirnya diapun memeluk tubuhku dengan begitu eratnya.
Sedangkan tubuhku mengejang dan menekan memek Titin dengan sekuat tenaga dan akhirnya crot…croooootttttttt..cccrooottttttttt muncratlah spermaku memenuhi liang senggama Titin, yang tersenyum di bawah tubuhku sambil terus mendekap erat tubuh bugilku. Bahkan ketika aku terkulai dia masih mengelus-elus tubuhku dengan lembut dan dia membelai rambutku juga.
Malam itu aku habiskan di dalam kamar Titin, karena saat itu Mama dan papa sedang tidak ada di rumah mereka pergi ke luar kota. Sejak itu juga aku sering bermain seks dengan Titin. Kami buat cerita panas berulangkali bahkan ketika aku putus dengan VIvi, aku tidak merasa kecewa ataupun kesepian karena ada Titin yang siap memberikan kehangatan untukku.