Setiap ada permasalahan dengan istriku aku selalu menceritakannya pada sekretaris pribadiku Nana, karena dia adalah sosok wanita yang bisa di bilang memiliki pemikiran dewasa meskipun usianya baru 23 tahun. Beda dengan istriku Ita yang sudah memasuki usia 30 tahun tapi masih saja bersikap layaknya anak kecil, dia selalu meminta keinginannya untuk selalu di penuhi.
Pernikahan kami sudah berjalan hampir 5 tahun lamanya tapi kami belum di karuniai momongan, dan bukan karena tanpa alasan tapi karena kami sendiri yang menggunakan alat kontrasepsi. Sebenarnya bukan aku tapi istriku yang selalu menggunakannya dia bilang masih belum siap untuk merawat seorang anak, padahal hubungan intim kami seperti cerita sex setiap pasangan lainnya.
Istriku dan aku merasa puas setiap kami melakukan adegan seperti dalam cerita sex itu, tapi istriku tidak menginginkan adanya anak di antara kami. Setiap hari kerjanya hanya kumpul dengan teman-temannya layaknya gadis yang belum menikah saja, dan aku hanya bisa melihatnya tanpa bisa menegurnya bukannya kenapa tapi aku sudah capek setiap aku tegur kamipun menjadi bertengkar.
Bahkan terkadang istriku ngambek dengan pulang ke rumah orang tuanya, dan akupun menjadi sasaran mereka. Apalagi mama istriku yang masih memanjakan anaknya seperti gadis remaja saja, aku hanya bisa diam menerima semuanya. Akupun sadar kalau aku menjadi direktur karena perusahaan itu milik keluarga istriku, dalam hati sebenarnya aku sudah tidak tahan lagi dengan sikap istriku.
Tapi untungnya Nana begitu baik dia selalu mendengarkan keluh kesahku, dan tidak jarang juga dia memberikan masukan padaku sehingga aku merasa sedikit lebih baik. Aku rebahkan tubuhku di atas sofa dalam ruanganku di kantor “Maaf pak.. sebentar lagi ada rapat” Tiba-tiba Nana mengejutkan aku, aku segera bangun “Apa rapatnya saya cancel saja pak..” Mungkin dia kasihan melihatku terlihat lelah.
Aku melihatnya dan berkata “Tidak usah Na.. sebentar lagi aku ke ruang rapat” Dengan langkah gontai akupun menuju tempat rapat. Mungkin ini adalah saatnya aku untuk rehat sejenak dari tingkah istriku karena aku akan pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan dari perusahaan, dan aku sudah berniat untuk menghabiskan waktu disana selama seminggu.
Begitu aku utarakan maksudku istriku seperti biasa tidak memperdulikan apa yang aku bilang padanya, dan akupun berangkat tanpa dia mengantarku bahkan ketika aku mau berangkat dia masih saja molor. Tadi malam dia pulang larut bahkan aku rasa dia pulang lebih dari jam 3 pagi tadi, pantas saja masih ngantuk. Sampai di bandara Nana sudah terlihat menungguku.
Dia memang belum pernah telat di dalam melakukan pekerjaan “Pagi pak..” Katanya sambil tersenyum ” Iya pagi Na..kelihatannya kamu gembira pagi ini..” Dia langsung menjawabku “Ya iyalah pak..ini kan pekerjaan sekaligus liburan di Bali pula..” Katanya sambil terus berjalan sambil mendorong ranselnya, aku tersenyum melihat tingkahnya yang lucu.
Sampai di Bali Nana begitu semangat kamipun menuju hotel tempat kami akan mengadakan pertemuan dengan klian kami, karena mereka memang salah satu klien yang berasal dari luar negeri dan memilih Bali untuk meeting yang akan diadakan. Aku segera istirahat di dalam kamarku, sedangkan Nana berada di kamar yang beda. Karena meeting yang harus aku datangi masih besok jadi hari ini aku bebas melakukan apa saja.
Tidak terasa aku tertidur hari itu, sekitar jam 2 siang Nana datang ke kamarku. Setelah aku buka pintu kamar diapun masuk “Saya kira dari tadi bapak jalan-jalan sendirian.. jadi cuma di dalam kamar seharian” Akupun segera masuk kedalam kamar mandi untuk cuci muka, setelah aku keluar aku melihat Nana duduk di sofa dalam ruangan ini dan diapun membukakan tirai dalam kamarku.
“Sebenarnya tadi ada room service tapi aku bilang kalau gak mau di ganggu dulu..” Dia melihat ke arahku “Jadi bapak belum makan..” Aku tersenyum dan mengiyakan “Ya sudah kita makan di luar saja Na.. tunggu ya saya ganti baju dulu..” Setelah ganti baju akupun mengajak Nana pergi keluar, tapi masih di kawasan hotel tempat kami menginap.
Di restoran hotel tersebut kami makan, dan setelah itu kami berjalan-jalan di pinggir pantai tidak jauh dari hotel kami “Na.. kenapa kamu gak bawa pacar kamu..kan bagus tuh jadi ada yang nemenin.. sama aku terus entar bosen lho..” Nana manyun tidak menjawab “Hei..kok malah..” Belum aku teruskan kata-kataku dia sudah bilang “Siapa juga yang punya pacar.. bapak ini ada-ada saja..” Katanya dan aku mengerti kenapa dia manyun tadi.
Tapi kalau di lihat-lihat cantik dia juga ketika manyun seperti itu, dan entah mendapat keberanian darimana ketika kami sampai di dalam kamarku, aku mendekat dan menciumnya “Aaaaaggghhh….. aaaggghhh… Na… aaaaggghhhh..” Aku berusaha menarik tubuhku, tapi ketika tangan Nana justru mendekapku lebih erat. Saat itu juga aku menarik tubuhnya sehingga terjatuh pada tempat tidur yang tepat berada di sampingnya.
“Maaf Na.. saya nggak bermaksud kuraang ajar…samaa..” belum sempat aku melanjutkan perkataanku, Nana sudah menjawab “Pak.. sebenarnya dari dulu saya suka sama bapak.. dan Nana memang ingin melakukannya dengan bapak..” Katanya lalu diapun kembali mencium bibirku, hangatnya sentuhan yang di berikan Nana padaku membuat aku semakin bergairah.
Dengan lembut aku membuka pakaiannya lalu kembali aku menciumnya namun kali ini bukan lagi di bibirnya, tapi di setiap lekuk tubuhnya. Ketika mulutku berada di buah dadanya dan akupun menghisap putingnya “OOouuggggh…. ooouuuuggghh… paaaak…. aaaaaggggghhh… aaagagggggghhhhh… aaaaagggghhh… aaaaggghhh…” Dia mendesis layaknya ular yang siap memangsa.
Layaknya dalam adegan cerita sex kontolkupun menyelinap masuk ke dalam memeknya “Uuuggghh.. pelaaan paaak… aaagggghh… aaaaggggghhh…” Ketika aku menghentikan gerakanku Nana malah menggoyangkan pantatnya dari bawah, hingga akupun ikut bergerak di atas tubuhnya semakin lama semakin cepat gerakanku bahkan aku begitu keras mengerang menikmati permainan sex kali ini.
Ketika aku menarik kontolku dan tidak memasukkannya lagi pada memeknya, Nana merengek bagai anak kecil “Pak..lagi dong.. aaayooo… aagggghhh… aagghh…” Akupun segera memasukkannya lagi, dan kembali bergoyang saat itu juga Nana kembali mendesah bahkan kali ini lebih keras dari tadi “OOuuugggh… yaaachhh.. paaakkk.. aaagghh… nikmaaaat… aaggghh…”.
Dia terus saja mendesah sampai akhirnya akupun menikmati klimaks, dengan erat aku peluk tubuhnya “OOouugghh… Naaaa… aaaaggghhh… aaaagggghhh… aaaggghh…” Muncrat saat itu juga sperma dalam kontolku, terasa kental dan begitu banyak keluarnya. Akupun merasa begitu puas dan aku menatap wajah Nana yang masih terlihat capek, gadis mampu memberikan kepuasan yang selama ini aku inginkan.
BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya