Namaku Dina dimana saya telah memiliki 2 anak yang masih lucu lucu umurku saat ini 40 tahun, sehabis saya membaca di situs ini, saya teringat jikalau saya juga memiliki pembelajaran sendiri dengan tetangga rumahku, jadi begini awal ceritanya tiap malam minggu saya suka bermain catur di rumah tetanggaku.
Catur ialah salah satu dari sekian banyak hobiku disamping olahraga, membaca, otak-atik elektronik serta bercocok tanam. saya kebiasaannya main catur dengan tetanggaku, seorang bujangan yang rumahnya tidak jauh dari rumahku.
Tetanggaku itu tinggal cuma dengan ibunya saja. Kakak perempuannya telah menikah, serta tinggal dengan suaminya di lain kota. Hubunganku dengan sahabatku terjalin amat akrab, juga dengan ibunya.
Kami saling menghormati satu setara lain, walaupun beda usiaku dengan sang ibu cuma 5 tahun, dia 5 tahun lebih tua dariku saat itu. Hingga terjadilah peristiwa itu, yang tidak pernah kusangka-sangka lebih awal. Peristiwa yang akhirnya mengganti diriku 180 derajat.
Seperti terhadap sabtu sebelumnya, saya bermaksud main ke rumahnya untuk caturan. Kupamit terhadap istriku serta dengan cepat bergegas ke rumahnya. Udara malam itu jelas jelas dingin sekali dampak hujan lebat sepanjang 2 pukul yang berlangsung sore tadi. Singkat kata saya telah Berposisi di pintu rumahnya. Kuketuk pintunya, serta tidak lama pintu itu terbuka. nyatanya si ibu yang membukanya.
“Oh Ibu, adanya Barinya bu?” tanyaku ramah
“Nak Surya? oh Barinya lagi pergi tuh…” jawab si ibu setara ramahnya
“Ke mana, Bu?”
“Ke pesta pernikahan teman SMUnya. Baru aja dia jalan…”
“Oh gitu ya?” sahutku. “Kalau gitu, aku pamit aja deh…”
“Oh, kenapa buru-buru, kan Nak Surya baru sampai?”
“Ah, nggak. Kalau Bari nggak ada, aku pamit aja deh…”
“Ah, jangan terburu-buru begitu. Temani Ibu ya?”
Walau agak terkejut dengan permintaannya, saya akhirnya rujukan oleh juga. Kuikuti dia masuk. Kamipun tidak lama asyik berbincang-bincang di ruang tamunya. Hingga akhirnya si ibu menawariku kopi
“Oh iya, Nak. Keasyikan ngobrol jadi lupa nawari minum. sejenak aku siapkan dulu ya…”
“Ah, Ibu. Nggak usah repot-repot…”
“Ah, nggak kok. waktu repot?” kata si ibu bersetara dengan tersenyum ramah. sehabis itu, dia dengan cepat beranjak ke dapur. Sambil menunggu, kuambil koran terbitan hari ini yang tergeletak di meja tamu lantas kubaca-baca. Sedang asyik kubaca koran itu, seketika si ibu memanggil dari dapur
“Nak… Nak, dapat aku minta tolong?”
“Oh, adanya apa, Bu?”
Spontan saya dengan cepat beranjak dari sofa itu serta langsung menghampirinya. nyatanya kompor gas si ibu agak macet serta dia memintaku membetulkannya. Pas sedang membetulkannya, tidak sengaja saya menatap ke arah gundukan payudara si ibu.
Saat itu si ibu sedang membungkuk memperhatikanku yang sedang sibuk mengutak-atik kompor gasnya yang macet. terlebih jika si ibu cuma mengenakan daster yang belahan dadanya agak rendah. saya langsung terpana melihatnya.
Selain besar, payudaranya juga tampak ranum serta kenyal. tidak kusangka wanita ini masih mempunyai payudara seindah itu di usianya yang tidak muda lagi. Pemandangan indah itu bikin Kontolku mulai tegak membesar dari balik celana jeans yang kukenakan dengan tidak kusadari. saya begitu terangsang menatap keindahan payudara si ibu.
Si ibu yang semula perhatiannya ke pekerjaanku, tidak urung kaget juga menatap pergantian ukuran Kontolku. tetapi anehnya, dia tidak juga merubah posisinya. Sepertinya dia sih tahu saya terangsang dengan kemolekan payudaranya tetapi dia tampak cuek saja, pura-pura tidak tahu.
Akhirnya sehabis berupaya sekuat energi mengontrol malu dan merupakan juga mengontrol Kontolku agar tidak makin membesar ukurannya, selesai juga problem kompor itu
“Wah, Nak Surya hebat!” pujinya di sampingku
“Ah, nggak masalah… hanya problem kecil kok Bu” sahutku
“Kalau gitu ibu dapat minta tolong lagi?” katanya bersetara dengan menatapku nakal serta tersenyum genit
Walau saya telah mengira apakah yang akan dia minta itu, tidak urung hatiku berdebar-debar juga menanti pertanyaannya. terlebih jika kulihat dia makin mendekatkan pribadinya ke tubuhku.
“A. aa… pa Bu?” lidahku mendadak kelu, merasai betapa dekat wajahnya denganku saat ini
Sambil mendesah, si ibu berkata parau, “Ibu mau kamu cium ibu…”
Belum sempat menyahut, dia langsung berjinjit, memeluk leherku lantas mencium bibirku. sebentar saya terkesiap, namun tidak lama setelah itu kami telah asyik berciuman di dapur itu. lenyap telah akal sehatku sehabis bibirku bersentuhan dengan bibirnya yang tipis serta indah itu.
Sambil asyik berciuman, diraihnya tangan kananku buat meremasi payudaranya di sebelah kanan, sementara diarahkannya tangan kiriku ke pantatnya. Tangankupun langsung bergerak terampil. Keduanya langsung bergerak nakal menjalari payudara serta pantatnya yang ranum serta montok itu.
Si ibu tampak melenguh-lenguh mengalami nakalnya tanganku meremasi payudara serta jari-jariku menyusuri belahan pantatnya. Di lain pihak, tangan si ibu aktif meremasi Kontolku dari luar celanaku, bikin juniorku itu makin meradang saja ukurannya.
Satu tangannya dia julurkan ke dadaku buat meremasi puting susuku yang tercetak jelas dari balik kemeja kaus ketat yang kukenakan ini. Ketika nafsu kami makin memuncak, dituntunnya saya ke ruang keluarganya. Di sana dengan serempak, kami saling melucuti pakaian masing-masing, sehingga tidak lama kamipun telah bugil.
Kupandangi dengan sepenuh nafsu badannya yang bugil itu. Luar biasa! umur boleh kepala 4, tetapi bodinya tidak kalah dengan bodi para wanita yang lebih muda. Tanda-tanda ketuaan jelas jelas tidak dapat ditutupi, tetapi secara garis besar, dia masih amat menggiurkan bagi para lelaki mana saja yang menatapnya.
Apalagi kalau telah bugil begini. Bahunya lebar, payudaranya besar, ranum serta mengkal. tidak tampak tanda-tanda melorot layaknya payudara para perempuan seusianya. Perutnya rata, nyaris tidak adanya lemaknya. Pinggangnya bundar, pinggulnya montok. Kaki serta betisnya tampak mulus serta kencang. bisa jadi si ibu suka work out juga nih, makanya bodinya begitu terawat serta indah.
Di lain pihak, si ibu tampak tidak kalah kagumnya melihatku telanjang. Maklumlah, hobi olahragaku yang telah kutekuni dari ketika SD, bikin fisikku menjadi amat bugar. Otot-otot kekar nan liat tampak bersembulan di sekujur tubuhku. bikin banyak perempuan kerap kelimpungan kalau melihatku telanjang.
“Tubuh Nak Surya keren banget deh… Ibu suka setara lelaki macho kayak Nak Surya ini…” kata si ibu smabil menatapku penuh nafsu. Dia mendekatiku lantas memelukku lagi. Kedua tangannya bergerak liar, meraba-raba bukit dada serta perut simetrisku, lantas bergerak turun ke arah Kontolku. Sesaat kemudian, kami kembali asyik berciuman liar serta saling meremas apakah yang dapat kami remas.
Hanya sejenak kami melaksanakan itu. Berikutnya, kami saling membaringkan diri di atas karpet tebal di ruangan itu. Kami seakan tahu apakah yang sesegera mungkin dilaksanakan selanjutnya.
Kami membentuk posisi 69 serta tidak lama kami telah asyik saling menjilati kemaluan lawan mainnya. Si ibu tampak bersemangat mengulum kemaluanku bersetara dengan asyik mengocoknya. Sesekali dia ikut menjilat serta meremasi kantung sperma.
Rasanya amat dahsyat kulumannya. Bahkan kuluman istriku tak sedahsyat kulumannya. Tampaknya si ibu ini benar-benar telah lama tak disentuh lelaki, hingga kulumannya tampak begitu ganas.
Cerita Ngentot Tetangga – Di bawah sana, lidah serta jari-jariku tidak kalah aktifnya dengan tangan si ibu. Lidahku bergerak naik-turun bersetara dengan menjilati bibir kemaluannya, labia mayoranya serta seluruh yang adanya di sekitarnya. Tangan kiriku asyik meremasi bokongnya, sementara jari-jari tangan kananku asyik menusuki lubang memeknya.
Kami terus saling merangsang bersetara dengan mendesis-desis penuh kenikmatan. Kami saling mencium, menjilat, meremas, serta menggigit dengan rakusnya. Sampai akhirnya kami sendiripun merasa tak tahan. dengan tidak adanya aba-aba sebelumnya, serentak kami berubah posisi.
Si ibu ambil posisi di bawah, sementara saya bergerak menindih di atas badan moleknya. bersetara dengan tersenyum mesum, dia buka selangkangannya lebar-lebar. Memamerkan liang surganya yang amat indah nan menggiurkan itu. bikin jakunku naik-turun berulang kali. tidak sabar dengan cepat kutuntun Kontolku ke lubang memeknya
Kugesek-gesekkan sebentar kepala Kontolku di bibir memeknya, sebelum akhirnya kudorong pelan
“Ssleebb… ssleebbb… bblessshhh…”
Sedikit demi sedikit Kontolku tertelan liang surganya, memicu sensasi enak yang sulit digambarkan rasanya. Si ibu sendiri tampak meringis-ringis enak mengalami sodokan kemaluanku yang hangat serta keras ini memasuki liang surganya.
Memek si ibu kurasakan masih sempit serta legit. tak kalah dengan memek para gadis. Tampaknya si ibu amat pintar dalam merawat kemaluannya itu. bikin batang Kontolku yang ukurannya king size itu tampak agak kesusahan menembusnya.
Namun dengan rangsangan terus menerus dariku di titik-titik erotisnya, akhirnya memek si ibu menyerah juga. Lorong yang hangat itu berasa makin basah seiring meluapnya cairan pelumasnya, dampak rangsangan lidah serta tanganku di payudaranya.
Kontolku terus melaju hingga sampai di area terdalam liang surganya. lantas mulai kupompa dia. saya bergerak dalam posisi push-up di atasnya. sedangkan pantatku bergerak maju-mundur mengebor memeknya. makin lama gerak pantatku makin kupercepat. bikin jeritan erotis si ibu makin keras terdengar. Membuatku makin bersemangat dalam menjajah lubang kemaluannya.
Keringat mulai mengalir deras membasahi badan bugil kami. Si ibu tampak menjerit-jerit keenakan dipompa senjataku. Sepasang tangannya meremasi rambutku. tidak jarang tangan-tangan itu aktif mencakari punggungku yang liat ini, bikin sedikit pedih di kulitnya pasal kukunya yang agak panjang itu.
Aku sendiri tidak mau kalah. bersetara dengan terus memompa Kontolku dalam-dalam, saya asyik mencumbui bibirnya yang seksi. saya juga gigit-gigit pelan lehernya yang mulus kulitnya itu. Sesekali saya menyusui sepasang payudaranya yang menggiurkan itu secara bergantian.
Pantat serta pinggul si ibu tampak bergoyang-goyang liar menyambut sodokan Kontolku, membuatku nyaris gila pasal begitu enak pengaruhnya di batang Kontolku.
Sekitar 15 menit setelah itu si ibu keluar. Dia makin erat memeluk badan atletisku yang basah kuyup oleh keringat kami berdua. Kubiarkan dia beristirahat sebentar sehabis orgasmenya itu. setelah itu kembali kuserang dia.
Kucoba bangkitkan gairahnya lagi dengan meremasi tiap jengkal titik erotisnya. tidak lama kami telah asyik berciuman dengan liarnya bersetara dengan saling meremas serta meraba. tidak perlu lama buat membangkitkan gairahnya. Ciuman kami yang liar berhasil membuatnya panas kembali. Ketika saya hendak menggaulinya lagi dengan posisi serupa, dia menggeleng.
Dia berdiri lantas memintaku buat bercinta lagi di posisi lain. saya tersenyum mendengar permintaannya itu. lantas dengan cepat kubopong dia ke atas sofa di ruang keluarganya. Di sana kami masih sempat bergelut sejenak sebelum dia bergerak lagi.
Dia naik ke atas pangkuanku membelakangiku. Dipegangnya batang Kontolku yang masih perkasa ini ke arah memeknya yang telah mulai basah kembali, lalu… “blesshhhh…”. masuk telah semua batang Kontolku ditelan memeknya
Pada posisi yang kedua ini, rasa enak yang kami rasakan berasa luar biasa. Kemaluanku yang king size ini begitu menikmati pijatan otot-otot memeknya si ibu. Di lain pihak si ibu tidak henti-hentinya mendesis kenikmatan.
Kepalanya tampak bergoyang-goyang liar mengalami pompaan Kontolku. Kepala kemaluanku yang besar ini rupanya berhasil sampai di mulut rahimnya, serta membagikan kenikmatan tidak terhingga baginya.
Turun-naik, keluar-masuk, memompa serta dipompa, menggoyang serta digoyang. makin lama makin liar serta laju. bersetara dengan memompa, tidak henti-hentinya kuremasi payudaranya yang montok itu dari belakang. layaknya tadi, sekitar 15 menit kupompa memeknya, dia keluar lagi buat yang kedua kalinya.
Sebelum saya keluar, kami sempat bercinta dalam 2 posisi lagi. Kami melaksanakannya dalam gaya berhadapan serta gaya anjing di sofa itu. saya berhasil membuatnya keluar sejumlah 2 kali. Masing-masing dalam tiap gaya persetubuhan yang kami lakukan.
10 menit kemudian, sehabis lebih dari sejam kami bercinta, jebol juga pertahananku. Kutarik Kontolku keluar dari jepitan memeknya semenit sebelum saya sampai di puncak. lantas kusemburkan spermaku berkali-kali ke wajah serta payudara si ibu.
Spermaku yang kental serta banyak itu membasahi wajah, leher, payudara serta rambutnya. Dikocoknya batangku, seolah-olah dia tidak puas dengan semua sperma yang kutumpahkan tadi. Setelahnya, dia raih sperma-sperma itu buat ditelannya hingga habis. Sisanya dia balurkan ke dada serta kedua puting susuku, buat dia jilati layaknya seorang anak menjilati sisa-sisa es krimnya. Membuatku meringis-ringis kegelian.
Puas bercinta, kami setara terkapar di atas sofa. Kami bercanda bersetara dengan sesekali berciuman serta saling meremas. Sesudahnya saya mandi di rumahnya buat membersihkan tubuhku dari sisa-sisa pergumulan dahsyat tadi, supaya tak kepergok istriku. Selesai mandi, si ibu membuatkanku teh manis hangat dengan cemilan gampang. Kamipun berbincang-bincang sebentar layaknya tak adanya berlangsung apa-apa di antara kami.
Begitu kudapannya habis serta saya hendak pamit, si ibu buru-buru mencekal lenganku. bersetara dengan menatapku genit, dia berpesan saya lebih sering-sering mampir ke rumahnya. saya cuma tersenyum saja mendengar permintaannya itu. Dia lantas mencium bibirku dengan sepenuh perasaan. Dia juga sempat meremas kemaluanku dari balik celana, sebelum dia melepasku di teras rumahnya.
Dalam trip ke rumah, saya berkali-kali menghembuskan nafas panjang. saya tidak pernah menyangka akhirnya saya berselingkuh juga. Dengan perempuan yang tidak kusangka-sangka pula. Tetangga dan merupakan juga ibu sahabat baikku sepanjang ini.
Sebelumnya tidak pernah sekalipun saya mengkhianati istriku sepanjang 15 tahun pernikahan kami. Banyak perempuan di luar sana yang begitu menarik, namun tidak sedetikpun saya tertarik buat berselingkuh dengan mereka. terlebih jika istriku juga diantaranya perempuan yang pandai memuaskanku di atas ranjang.
Kali ini semuanya berasa lain hal. meskipun saya amat menyesal sudah mengkhianati istriku, saya tidak dapat membohongi diriku sendiri kalau perselingkuhan itu nyatanya enak juga. amat enak justru. Ibarat kalau sepanjang ini kita cuma makan ‘opor’ di rumah tangga kita, selingkuh bermakna kita makan ‘opor’ di luar sana, tapi dengan variasi, rasa serta sensasi yang berbeda.
Begitu saya sampai di depan pagar rumahku sendiri, sesungging senyum seketika timbul di sudut bibirku. saya merasa yakin, jikalau perselingkuhan ini bukanlah yang pertama serta terakhir kalinya berlangsung dalam hidupku…