Skip to main content

CERITA SEKS | CERITA DEWASA SEX KARENA MENGINTIP


CERITA SEKS | CERITA DEWASA SEX KARENA MENGINTIP 

BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya

CERITA SEKS | CERITA DEWASA SEX KARENA MENGINTIP –  Sebelumnya aku akan memperkenalkan dahulu biasa dipanggil Rudi aku sekarang kuliah di kota Solo, disini aku memepunyai cerita sewaktu aku duduk d bangku SMA kelas 2, aku masih ngikut serumah dengan kakakku dan dia tinggal bersama kakak sepupuku namanya mb Farah, sudah mempounyai anak 2 yang masih kecil kecil, dirumha kami tinggal dengan adik mba Farah namannya Naila dia masih SMK sangat cantik dan menawan.

Peristiwa itu berlangsung lantaran biasanya saya mengintip mereka betiga waktu mandi melalui celah di dinding kamar mandi. Meskipun satu

diantara dianatara mereka suadah berusia kepala 3 namun keadaan badannya begitu seksi serta menggairahkan payudaranya montok, besar serta belahan vaginanya woow.. tampak begitu oh.. ooght tidak ku-ku bo..

Waktu malam hari waktu saya tidur dilantai beralaskan tikar, di ruangan tamu yang gelap berbarengan Mbak Naila, awalannya sich saya bebrapa umum saja namun sesudah lama biasanya saya tidur berbarengan Mbak Naila jadi saya pada akhirnya tidak tahan juga. Malam-malam pertama waktu dia tertidur nyenyak saya hanya berani mencium kening serta membelai rambutnya yang harum.

Malam selanjutnya saya telah mulai berani mencium bibirnya yang seksi mungil, tanganku mulai meremas-remas buah dadanya yang padat diisi lantas memijat-mijat vaginanya yang, oh nyatanya empuk seperti kue basah yang.. oh.. oh.., saya lihat matanya mIznalah terpejam tandanya ia mIznalah tertidur namun dari mulutnya mendesah dengan nada yang tidak karuan.

“Ah.. ught.. hh.. hmm” desahan Mbak Naila mulai terdengar. Tanganku selalu bergerilya menjamah semua badannya. waktu saya menciumi vaginanya yang mIznalah tertutup calana, ia mulai terbangun saya takut sekali bebrapa janganlah ia bakal berteriak atau sebagian geram namun sangkaan ku meleset. Ia jadi berkata,

“Dik lanjutkan.. saya telah lama mengidamkan bebrapa waktu seperti ini mari lanjutkan saja.. ” Seperti memperoleh angin fresh saya mulai buka t-shirt yang ia pakai saat ini terpampang buah dada yang seksi mIznalah terbungkus BH.

BH-nya lantas kubuka serta saya mulai mengulum putingnya yang telah mengeras ubahan saya emut yang kiri serta kanan bertukaran. “Mbak, maafkan saya tidak mampu menahan nafsu birahiku! ”

“Nggak apa-apa kok Dik saya sukai kok adik ingin lakukan ini pada Mbak lantaran saya belum pernah rasakan yang seperti ini” jawab Mbak Naila. Sesudah senang kupermainkan payudarnya lantas saya mulai buka rok bawahannya. meskipun kedaan gelap gulita saya tahu tempat vagina yang mengundang selera, selalu kubuka CD nya, lantas kuciumi dengan lembut. “Cup.. cup.. sret.. srett”, nada jilatan lidahku.

“Ought.. ought.. selalu Dik enak..!! ” Lantaran takut ketahuan yang tinggal didalam rumah yang lain saya dengan selekasnya mengangkan ke-2 kakinya lantas kumasukkan penisku yang mulai tegang dalam vaginanya yang basah.

“Ehmm.. oh.. ehh.. mmhh”, rintih kakakku keenakan. Sesudah kurang lebih 1/2 jam saya mulai rasakan kesenangan yang bakal selekasnya mencapai puncak sekian dengan juga dia.

“Crot.. cret.. crett.. crett”, pada akhirnya spermaku kukeluarkan didalam vaginanya.

“Oh.. ” Rupanya ia mIznalah perawan itu kuketahui lantaran mencium bau darah fresh.

“Terima kIzna Dik anda sudah memuaskan Mbak, Mbak sayang kepadamu lain waktu kita sambung lagi yach? ”

“Ok deh mbak”, sahutku. Sesudah usai menggunakan baju kembali saya serta dia tidur berpelukan hingga pagi.

Sesungguhnya peristiwa malam itu kurang leluasa lantaran takut yang tinggal didalam rumah yang lain pada tahu, hingga satu saat peristiwa itu saya lagi lagi.

MIznalah ingat dalam ingatan hari itu minggu pagi, waktu Mbak Farah serta adiknya Izna berbarengan keuarga yang lain pergi ke supermarket yang tidaklah terlalu jauh dari tempat tinggal kami.

Lantaran kondisi tempat tinggal yang sepi yang ada cuma saya serta Mbak Naila, saya mulai tutup semua pintu serta jendela. Kulihat Mbak Naila tengah menyeterika dengan diam-diam saya memeluknya dengan erat dari balakang.

“Dik janganlah saat ini saya lagi nyetrika tunggulah sebentar lagi yach.. sayang..! ” pinta Kak Naila.

Namun saya yang telah bernafsu tidak memperdulikan ocehannya, selekasnya kumatikan setrika, kuciumi bibirnya dengan ganas. “Hm.. eght.. hmm.. eght..! ” Lantaran mIzna tetap dalam posisi berdiri hingga tidak leluasa lakukan cumbuan, saya bopong ia menuju ranjang kamar.

Kubaringkan ia di ranjang yang bersih itu lantas selekasnya kulucuti semuanya bajunya serta baju ku hinggas kami berdua telanjang bulat tanpa ada sehelai benang juga yang melekat.Wow..tubuh kakakku ini memang benar sempurna tinggi 165 cm berat sekitar 50 kg sungguh sangat ideal, payudaranya membusung putih bagaikan salju dengan puting merah jambu dan yang bikin dada ini bergetar dibawah pusarnya itu lho.. bukit kecil kembar ditengahnya mengalir sungai di hiasai semak-semak yang rimbun.
Cerita Sex ABG, Kami berdua tertawa kecil karena melihat tubuh lawan jenis masing-masing itu terjadi sebab saat kami melakukan yang pertama keadaan sangat gelap gulita tanpa cahaya.

Sehingga tidak bisa melihat tubuh masing-masing. Aku mulai menciumi muka tanpa ada yang terlewatkan, turun ke lehernya yang jenjang kukecupi sampai memerah lalu turun lagi ke payudaranya yang mulai mengeras, kujilati payudara gantian kanan kiri dan kugigit kecil bagian putingnya hingga ia menggelinjang tak karuan.

Setelah puas bermain di bukit kembar tersebut aku mulai turun ke bawah pusar, ku lipat kakinya hingga terpampang jelas seonggok daging yang kenyal di tumbuhi bulu yang lebat. Lidahku mulai menyapu bagian luar lanjut ke bagian dinding dalam vagina itu, biji klitorisnya ku gigit pelan sampai ia keenakan menjambak rambutku. “Ught..ugh..hah oh..oh..”desahan nikmat keluar dari mulut Kak Naila.

Setelah kira-kira 15 menit aku permainkan vaginanya rasanya ada yang membanjir di vaginanya rasanya manis asin campur aduk tak karuan kusedot semua cairan itu sampai bersih, rupanya ia mulai orgasme.

Mungkin saking asyiknya kami bercumbu tanpa kami sadari rupanya dari tadi ada yang memperhatikan pergumulan kami berdua, Mbak Farah dan adik suaminya, Izna sudah berdiri di pinggir pintu.

Mungkin mereka pulang berdua tanpa suaminya dan kedua anaknya yang mIzna mampir ke rumah Pakdhenya mereka ketuk pintu tapi nggak ada sahutan lalu mereka menuju pintu daur yang lupa tak aku kunci.

Aku dan Mbak Naila kaget setengah mati, malu takut bercampur menjadi satu jangan-jangan mereka marah dan menceritakan kejadian ini pada orang lain.

Tapi yang terjadi sungguh diluar dugaan kami berdua, mereka bahkan ikut nimbrung sehingga kami menjadi berempat.

“Dik main gituan kok kakak nggak di ajak sich kan kakak juga mau, sudah seminggu ini suami kakak nggak ngajak gituan”, ucap Mbak Farah.

“Ini juga baru mulai kak!” sahutku.

“Mas aku boleh nyoba seks sama Mas?” tanya Izna.

“Boleh”. Aku dan Kak Naila selanjutnya menyuruh mereka berdua melepas seluruh pakaiannya.

“Ck.. ck..ck..ck..”, guman ku. Sekarang aku dikerubung 3 bidadari cantik sungguh beruntung aku ini. Mbak Farah tubuhnya mIzna sangat kencang payudaranya putih agak besar kira-kira 36 B vaginanya indah sekali.

Sedangkan Izna tubuhnya agak kecil tapi mulus, dadanya sudah sebesar buah apel ukuranya 34 A vaginanya kelihatan sempit baru ditumbuhi bulu yang belum begitu lebat.

Pertama yang kuserang adalah Mbak Farah karena sudah lama aku membayangkan bersetubuh dengannya aku menciumi dengan rakus pentilnya kuhisap dalam-dalam agar air susunya keluar, setelah keluar kuminum sepuasnya rupanya Mbak Naila dan Izna juga kepingin merasakan air susu itu sehingga kami bertiga berebut untuk mendapatkan air susu tersebut, sambil tangan kami berempat saling remas, pegang dan memasukam ke dalam vagina satu sama lain.

Setelah puas dengan permainan itu, aku meminta agar mereka berbaring baris sehingga kini ada 6 gunung kembar yang montok berada di depanku. Aku mulai mengulum susu mereka satu per satu bergantian sampai 6, aku semakin beringas saat kusuruh mereka menungging semua, dari belakang aku menjilati vagina satu persatu rasanya bagai makan biscuit Oreo di jilat terus lidahku kumasukkan ke dalam vagina mereka. Giliran mereka mengulum penisku bergantian. “Hoh.. hoo.. hh.. ehmm”, desah mereka bertiga.

Aku yang dari tadi belum orgasme semakin buas memepermainkan payudara dan vagina mereka, posisi kami sekarang sudah tak beraturan. Saling peluk cium jilat dan sebagainya pokok nya yang bikin puas, hingga mereka memberi isyarat bahwa akan sampai puncak.

“Dik aku mau keluar” “Mas aku juga” “Aku hampir sampai”, kata mereka bergantian.

“Jangan di buang percuma, biar aku minum!”, pintaku “Boleh”, kata Mbak Farah. Aku mulai memasang posisi kutempelkan mulutku ke vagina mereka satu persatu lalu kuhisap dalam-dalam sampai tak tersisa, segarnya bukan main.

“Srep.., srep”. Heran, itulah yang ada di benakku, aku belum pernah nge-sex sama mereka kok udah pada keluar, memang mungkin aku yang terlalu kuat.

Karena sudah tidak sabar aku mulai memasukkan penisku de dalam vagina Mbak Naila kugenjot naik turun pinggulku agar nikmat, sekitar 5 menit kemudian aku gantian ke Kak Farah, biarpun sudah beranak 2 tapi vaginanya mIzna sempit seperti perawan saja.

“Dik enak.. Uh.. oh..teruss!”, desahnya.

“Emang kok Kak.. hh ehmm..”

“Mas giliranku kapan..?”, rupanya Izna juga sudah tak tahan.

“Tunggu sebentar sayang.” Sekitar 10 menit aku main sama Kak Farah sekarang giliran Izna, dengan pelan aku masukkin penisku, tapi yang masuk hanya kepalanya. Mungkin ia mIzna perawan, baru pada tusukan yang ke 15 seluruh penisku bisa masuk ke liang vaginanya.

“Mas.. sakit.. mas.. oght.. hhohh..”, jerit kecil Izna. “Nggak apa-apa nanti juga enak, Sih!”, ucapku memberi semangat agar ia senang.

“Benar Mas sekarang nikmat sekali.. oh.. ought..” Rupanya bila kutinggal ngeseks dengan Izna, Kak Farah dan Kak Naila tak ketinggalan mereka saling kulum, jilat dan saling memasukkan jari ke vaginanya masing-masing.

Posisiku di bawah Izna, di atas ia memutar-mutar pinggulnya memompa naik turun sehingga buah dadanya yang mIzna kecil terlihat bergoyang lucu, tanganku juga tidak tinggal diam kuremas-remas putingnya dan kusedot, kugigit sampai merah.

Karena sudah berlangsung sangat lama maka aku ingin segera mencapai puncak, dalam posisi mIzna seperti semula Izna berjongkok di atas penisku, kusuruh Mbak Farah naik keatas perutku sambil membungkuk agar aku bisa menetek, eh.., bener juga lama-lama air susunya keluar lagi, kuminum manis sekali sampai terasa mual.

Mbak Naila yang belum dapat posisi segera kusuruh jongkok di atas mulutku sehingga vaginanya tepat di depan mulutku, dan kumainkan klitorisnya.

Ia mendesah seperti kepedasan. “Ah.. huah.. hm..!” Tanganku yang satunya kumasukkan ke vagina Mbak Farah, kontolku digarap Izna, mulutku disumpal kemaluan Mbak Naila, lengkap sudah. Kami bermain gaya itu sekitar 30 menit sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatan. “Ought.. hmm.. cret.. crot..” “Enak Mas..!” desah Izna.

Spermaku ku semprotkan kedalam vagina Izna dan keluarlah cipratan spermaku bercampur darah menandakan bahwa ia mIzna perawan. Kami berempat sekarang telah mencapai puncak hampir bersamaan, lelah dan letih yang kami rasakan. Sebelum kami berpakaian kembali sisa-sisa sperma di penisku di jilati sampai habis oleh mereka bertiga.

Setelah kejadian itu kami selalu mengulanginya lagi bila ada kesempatan baik berdua bertiga maupun berempat.

BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya

Popular posts from this blog

Berawal Dari Mati Lampu Berlanjut Jadi Kenikmatan Di Ruang Tamu

Sebelum aku bercerita tentang cerita sex pengalaman pribadiku aku akan memperkenal diri dulu. Sebut saja namaku Genang, statusku saat ini adalah mahasiswa disalah satu kampus negri di kotaku. Pada suatu malam aku mengajak Silvia kerumahku dengan maksud memperkenalkan dia kepada orang kedua tuaku. Ayah ibuku adalah tipe orangtua yang ramah dan gampang akrab pada siapapun terutama pada teman-temanku. Singkat cerita sampailah kami dirumahku, dan seperti biasa ayah dan ibuku menyambut Silvia dengan ramah. Aku,Silvia dan kedua orangtuaku-pun saat itu duduk dan mengobrol dgan akrabnya diruang tamu. Sebelum melanjutkan keinti cerita aku akan memberi sedikit bayangan tentang Silvia. Dia tipe wanita yang mempunyai fikiran dewasa meskipun dia masih kelas 2 SMA.Untuk bentuk tubuhnyapun dia juga dewasa,hhe. Dia mempunyai body yang bikin cowok nafsu. Dia cewek berkulit putih,wajah ovale, bertubuh mungil namun semok. Tinggi badannya 157 cm,berat badan 51 kg, bisa dikatan pada anak seum

Nikmatnya Ngentot Ibu Guru Ku Yang Jones Di Saat Hujan

Seorang wanita dengan jilbab hijau lumut tampak berjalan terburu-buru menuju ruang guru, belahan rok yang cukup sempit memaksa wanita itu mengayun langkah kecil nan cepat. Namun saat dirinya tiba diruangan yang dituju, disana hanya didapatinya Bu Nita yang sibuk mengoreksi hasil ujian harian para siswa. “Bu.. apa Pak Rivan sudah pulang?” “Mungkin sudah,” jawab Bu Nita, memandang Reyna dengan wajah penuh curiga, setau Bu Nita hubungan antara Reyna dan Rivan memang tak pernah akur, meski sama-sama guru muda, pemikiran Reyna dan Rivan selalu bersebrangan. Reyna yang idealis dan Rivan yang liberal. “Memangnya ada apa Bu?” lanjut wanita itu, penasaran. “Oh… tidak.. hanya ada perlu beberapa hal,” elak Reyna. “Apa itu tentang pengajuan kenaikan pangkat dan golongan?” tambah Nita yang justru semakin penasaran. “Bukan.. eh.. iya.. saya pamit duluan ya Bu,” ucap Reyna bergegas pamit. “Semoga saja SMS itu cuma canda,” ucapnya penuh harap, bergegas menuju parkir, mengacuhkan pand

Cerita Seks Kisah Tragis Aku Dihipnotis Dan Digilir Beramai Ramai

SATUQQ  -  Saya Ira (26 thn) dan suami saya Bayu (28) tahun (nama samaran), kami mengalami suatu kejadian yang tidak bisa terlupakan dan sangat mengganggu kehidupan kami berdua. Saat ini kami sedang dalam perawatan Psikiater. Saya ingin menceritakan pengalaman buruk kami agar rekan-rekan dapat berhati-hati dan selalu waspada jika didekati seseorang yang meminta bantuan. Pada hari Jum’at sekitar jam 7 malam sepulang kantor kami menuju ke Warung Tenda Semanggi untuk makan malam. Saya memilih sebuah tempat di sekitar cafe Bis Tingkat, kami duduk di sebuah meja bagian luar sehingga dapat memperhatikan orang yg sedang lewat. Pada saat kami sedang berbincang-bincang, ada tiga pria datang dan mengambil meja tepat disamping kami. Kemudian salah satu dari mereka, ingin menyalakan rokok dan meminjam korek Bayu. Tanpa rasa curiga Bayu menyalakan rokok si Pemuda tadi, pada saat yg hampir bersamaan Pria tsb menepuk bahu kami berdua dan seingat saya memandang mata saya dengan tajam. Bayu ternyat